Atasi sinusitis dengan bantuan bakteri baik,- Beberapa masalah sinusitis yang kronis mungkin disebabkan oleh kurangnya bakteri baik dan terlalu banyak bakteri jahat dalam sinus, ungkap sebuah penelitian.
Penemuan ini kemudian menyarankan penggunaan bakteri baik untuk penyembuhan sinusitis. Cara kerjanya hampir sama dengan cara bakteri probiotik membantu sistem pencernaan manusia.
Ilmuwan mendapatkan kesimpulan di atas setelah mengamati populasi bakteri yang ada dalam sinus 10 penderita sinusitis kronis, yaitu rinosinusitis kronis, dan 10 orang yang sehat. Mereka kemudian melihat spesies bakteri tersebut.
Penderita sinusitis kronis memiliki lebih sedikit jenis bakteri dalam sinus mereka dibanding orang sehat. Penurunan jumlah bakteri ini kemudian menghasilkan asam laktat dan meningkatkan pertumbuhan bakteri jahat, C Tuberculostearicum.
Peneliti kemudian melakukan percobaan pada tikus yang diberikan bakteri C Tuberculostearicum dan bakteri asam laktat L Sakei, seperti dilansir oleh NBC News (12/09).
Hasilnya, tikus yang diberikan C Tuberculostaricum diketahui menderita gejala sinus kronis, sementara tikus yang diberikan bakteri asam laktat L Sakei tidak terkena sinus.
Ini menunjukkan bahwa sebenarnya bakteri dalam tubuh manusia memiliki peran pentingnya masing-masing. Menghilangkan salah satunya akan menyebabkan ketidakseimbangan yang berujung pada penyakit.
Bahkan bakteri C Tuberculostearicum yang dianggap berbahaya pun memiliki peran dalam mengembangkan masalah sinus. Namun, bakteri ini tidak akan berbahaya ketika jumlah bakteri baik sama banyak dan normal.
Ilmuwan menyatakan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai temuan ini, karena masih banyak juga penyakit sinusitis yang tidak disebabkan oleh kurangnya bakteri baik.
Selain kurangnya bakteri baik, sinusitis kronis juga disebabkan oleh tumor hidung, alergi, atau komplikasi pada sistem kekebalan tubuh, seperti dilansir oleh Mayo Clinic.
Penemuan ini kemudian menyarankan penggunaan bakteri baik untuk penyembuhan sinusitis. Cara kerjanya hampir sama dengan cara bakteri probiotik membantu sistem pencernaan manusia.
Ilmuwan mendapatkan kesimpulan di atas setelah mengamati populasi bakteri yang ada dalam sinus 10 penderita sinusitis kronis, yaitu rinosinusitis kronis, dan 10 orang yang sehat. Mereka kemudian melihat spesies bakteri tersebut.
Penderita sinusitis kronis memiliki lebih sedikit jenis bakteri dalam sinus mereka dibanding orang sehat. Penurunan jumlah bakteri ini kemudian menghasilkan asam laktat dan meningkatkan pertumbuhan bakteri jahat, C Tuberculostearicum.
Peneliti kemudian melakukan percobaan pada tikus yang diberikan bakteri C Tuberculostearicum dan bakteri asam laktat L Sakei, seperti dilansir oleh NBC News (12/09).
Hasilnya, tikus yang diberikan C Tuberculostaricum diketahui menderita gejala sinus kronis, sementara tikus yang diberikan bakteri asam laktat L Sakei tidak terkena sinus.
Ini menunjukkan bahwa sebenarnya bakteri dalam tubuh manusia memiliki peran pentingnya masing-masing. Menghilangkan salah satunya akan menyebabkan ketidakseimbangan yang berujung pada penyakit.
Bahkan bakteri C Tuberculostearicum yang dianggap berbahaya pun memiliki peran dalam mengembangkan masalah sinus. Namun, bakteri ini tidak akan berbahaya ketika jumlah bakteri baik sama banyak dan normal.
Ilmuwan menyatakan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai temuan ini, karena masih banyak juga penyakit sinusitis yang tidak disebabkan oleh kurangnya bakteri baik.
Selain kurangnya bakteri baik, sinusitis kronis juga disebabkan oleh tumor hidung, alergi, atau komplikasi pada sistem kekebalan tubuh, seperti dilansir oleh Mayo Clinic.
Posted by: obatsinusitis0.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar